bila kau tak mampu menangkap rimis
yang aku tebarkan lewat awan silam
biarkan sajalah ia mengalir
semoga kau masih mampu menangkap embun
bukan kabutku yang memaksamu
hingga kau diselimuti biruku
namun tlah kaubiarkan anginmu menerpaku
seperti dulu kala gunung tersipu malu
menanti dewi, menunggu api, tinggalkan mimpi
yang tlah kau tinggalkan di jalan setapak
terpahat di pucuk-pucuk cemara
hingga burung-burung merindukan rumput hijau
dan itulah yang slalu terbaca di mataku
hingga airmata berarak menuju puncak
bila ku tak mampu membakar matarimu
hingga kemarau terpa hutanku
biarkan sajalah ia membeku
semoga kau masih mampu malamkan bulan
temani dingin, temani gelap
pada sunyi-sunyi yang tak bermimpi
tetap saja bintangmu tak mampu kuraih
hingga kubiarkan saja merah menyambut pagi
Selasa, 08 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
tidak pernah berusaha membakar mataharinya,
karena panasnya sudah cukup untuk membakarku..
Posting Komentar