Kamis, 31 Januari 2008

kereta pagi

rasanya baru detik tadi senyummu tersisa
riak tawamu slalu menghantui
dan membawaku kembali ke tepimu

slalu seperti malam-malam yang lain
tak sempat kuukir raut senyummu
tak sempat kurekam perkataanmu
tak sempat kuucapkan rasaku
dan tak sempat kunikmati binar matamu

tapi seperti biasa
kereta pagi tlah menanti
dan kembali sepi mendekati
menghampiri tanpa bunyi
dan aku harus pergi pagi ini

kereta pagi kembali membawa diri
dan aku kembali sepi

Selasa, 29 Januari 2008

kotamu yang dulu

kembali kujenguk kotamu yang dulu
kala gedung-gedung bisu hembuskan orang jadi batu
masih saja kuingat jalan-jalan yang tak pernah buntu
yang dulu kau tunjukkan padaku

lalu tentang bangku stasiun tempat kau tunggu aku
ya, masih kusimpan rekah senyummu saat kedatanganku
hingga kini seberkas rindu slalu mampir dipelukku

masih kusisakan bayangmu
seperti saat kudatangi lagi kotamu yang dulu
dan masih kuingat temaram lampu-lampu kabarkan kepergianmu

kini tak kucari lagi alamatmu di setiap penjuru
meski masih saja kutitipkan rasaku pada kotamu yang dulu

Jumat, 25 Januari 2008

senyummu menusuk kala pemakaman

senyummu menusuk kala pemakaman
dan aku leleh ditepiannya

hening, airmata, dan senyap
tak mampu luluhkan tajam senyummu

guguran kemboja, nisan yang terbenam
tak sanggup cairkan arti senyummu

kuburan dingin, wangi bunga
tak redamkan riuhku

sesuatu dari raut senyummu
tlah menusuk dan lelehkan aku ditepiannya

memoar hitam yang tersimpan

Kabarkan Padaku
:Johannes Sugianto

pastilah terselip di halaman buku
rindu yang sering kau terima
entah saat matahari baru merekah
atau senja yang beranjak tenggelam

pernahkah kau cari
lembaran yang berisi sunyi
kau bersihkan dari debu
dan lipatan yang kaburkan isi

sedang rindumu tetap ada
kusimpan rapi di almari jiwa
nanti jika kau datang lagi
bisa kau baca ulang
biar tahu apakah masih ada
rindumu ataukah perlahan hilang

jika lembaran rinduku
kau temukan kembali
kabarkan padaku

tolpgi, 270207

Maafkan, Jika Kau Tak Berkenan
:BackPackerz

di tiap saat kehadiranmu
kutemukan serpihan hati
yang kusendiri tak sadar kan keberadaannya

keindahan yang terlukis di parasmu
tumbuhkan rasa yang keberadaannya sangat pudar

maafkan aku yang lancang memupuk rasa itu
andai saja bisa kutumpas rasa itu
mungkin segera kulakukan

kaulah sesejuk udara pagi
yang jika aku melupakanmu akan membuatku mati

akupun takkan sanggup mencintaimu
jika tiada kau buka pintu hatimu

14122002


22 JUNI
:BackPackerz

kenangan yg tak seharusnya hadir
telah turut mengisi lembaran cerita perjalanan hidupku
entah siapa yang salah
mungkin diriku
mungkin dirinya
mungkin waktu yg telah mempertemukan aku dengannya
takkan pernah terjawab

tiap sentuhannya
memberi wangi bunga disetiap relung jiwaku
entah kenangan manis atau pahit
tiap denting suara yg keluar dari manis bibirnya
selalu menyegarkan lubuk hatiku yg kering
yang haus
yg hampa
akan kasih sayang
entah harus dikenang atau dilupakan

kuharap diriku bukanlah hanya sebagai penghibur
tapi juga sebagai pengisi ruang kosong hatinya

NOVEL (25062003)


andai datang suatu masa
:ahmad nadhif

andai datang suatu masa
ketika persekutuan angin-bintang
menjelma bukan lagi bayang,
apa yang kau impikan?
rumah dari semua puisi cinta
yang belum sempat kita tuliskan?
taman bunga dari selaksa rindu
yang selama ini kita pendam kejam?
bolehlah..

tapi karena kita adalah jelata
yang akan meruntuhkan singgasana
dan mencopot mahkota
maka jangan banyak berharap
selain bulan madu di surga.

ramadhan-dzulqaidah 1428


Biarkan Hujan Itu Menanti
:katjha

Sebuah sore,
dengan aku, dia dan desir angin yang mulai menepi.

masih terlalu sepi untuk sebuah perjamuan dan
pesta pora menyambut musim yang akan tiba.

Aku dan dia,
masih termenung, menatap bentangan hari menuju senjanya.

Aku dan dia, menikmati sepi
bermonolog dalam diam.

Namun aku dan dia datang
pada tempat orang-orang melihat dan berkata
tentang aku dan dia.

Pada sore ini,
aku dan dia menanti sebuah hujan
yang mengantar hari pada sebuah senjanya.

aku dan dia, datang ke tempat ini dengan senyum dan kerinduan
pada gemuruh hujan dan kilatan petir,
pada derak-derak prahara yang mengigilkan tubuh,
dan dinginnya air yang membasahi aku dan dia
adalah daya hidup yang akan terpeluk erat,
pada bara kecintaan antara aku dan dia.

Aku dan dia,
datang di sore ini bukan sebagai sajak yang merindukan
penyairnya, bukan pula sebagai deru ombak yang menanti sebongkah bukit karang.

Aku dan dia datang sebagai seekor rajawali yang terbang sendiri
di atas langit tinggi.

Sebagai jiwa yang bebas dan mencintai prahara
seperti hujan yang membawa gemuruh dan deru kilatan petir.

Dan seperti itulah aku dan dia merindukan sebuah cinta,
merindukan sebentuk kebebaan dari sebuah sudut hidup terasa besar.

Aku dan dia merindukan gemuruh hujan yang gelap,
menyambutnya dengan kaki-kaki yang telanjang,
membuang pelita dan meninggalkan tempat yang terang ini.

Kini,
dalam temaram lembayung senja kemerahan,
dia berkata padaku “biarkan hujan itu menanti”
menanti mereka yang merindukan kebebasan,
lewat bendera-bendera cinta yang mereka kibarkan
Dan kepada mereka yang terasing dan mencintai hidup
karena, mereka menolak untuk tunduk pada cinta yang mapan dan menindas.

Biarkanlah hujan itu menanti
musim yang akan tiba, dan kepak sayap kupu-kupu
kuning musim semi yang terbang bersama kecintaanya.

(Mengenang Guinevere/November 2006)

Kamis, 24 Januari 2008

How Will I Laugh Tomorrow

: Suicidal Tendencies

Here I sit and watch my world come crumbling down
I cry for help but no one's around
Silently screaming I bang my head against the wall
It seems like no one cares at all
Always an emotion, but how can I explain
How can I explain
Kind of like the scent of a rose
With words I can't explain
The same with my pain
Caught up in emotion-Goes over my head
Goes over my head
Sometimes I got to think to myself is this life or death
Am I living or am I dead
The clock keeps ticking but nothing else seems to change
Problems never solved, just rearranged
And when I think about all the times that I've had
So few good-So many bad
I search for personality and I look for things I can not see

Love and peace flash through my mind
Pain and hate are all I find
Find no hope in nothing new
Never had a dream come true
Lies and hate and agony
Thru my eyes that's all I see
If I'm gonna cry
Will you wipe away my tears?
If I'm gonna die
Lord please take away my fear
Before I drown in sorrow
Last thing that I'll say
How will I laugh tommorow
If I can't even smile today
Today today--when I can't even smile today
Today today--when I can't even smile today
How will I laugh tommorow--when I can't even smile today
How will I laugh tommorow--when I can't even smile today

Halaman ke-23

pada halaman keduapuluhtiga akhirnya kutemukan

lembaran berdebu itu tlah sering kujelajahi
kata-kata tlah terluka
tapi tak mampu semburatkan makna
gambar-gambar usang hanya bayangan yang buram
huruf demi huruf terjejaki dan tak berarti

dan pada halaman keduapuluhtiga akhirnya kutemukan
meski hanya tapak ujung sepatumu....

: 0805

Jumat, 18 Januari 2008

puisi pertama

aku ingin kau untaikan padaku sajak-sajak rendra
maka kutuliskan kata-kata biar bermakna
aku ingin kau kirimkan padaku puisi-puisi sutarji
maka kurangkai huruf-huruf ini biar ada arti
aku ingin kau sisipkan padaku sajak-sajak sapardi
maka kulantunkan pikiranku jadi puisi

tapi aku adalah diriku sendiri
maka biarkanlah titik-titik ini jadi puisi
....................................................................